Titik Kosong - Hidup dan kehidupan adalah pilihan yang kita pilih. Tentu dengan setiap konsekuensi yang ada di dalamnya. Saya pernah dengar, dari film favorit saya, London Love Story 3, Dave bilang, kelahiran bukan kehendak kita dan kematian bukan pilihan kita, tapi kehidupan yang kita jalani adalah pilihan kita. Bagaimana kita akan menjalaninya tergantung kita sendiri. Dan saya sangat sepakat dengan apa yang dia katakan.
Manusia pasti paham
benar bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini adalah takdir dari Tuhan. Tapi
bukan berarti kita lantas menggantungkan semuanya pada takdir itu. Berharap
bahwa Tuhan akan memberikan semuanya yang baik-baik tanpa kita melakukan usaha
dan tindakan apa-apa.
Pahamku, Tuhan akan
membantu hambanya yang berusaha meraih sesuatu. Tuhan akan memberi jalan bagi
hambanya yang benar-benar mengupayakan. Tapi Tuhan juga bilang bahwa Dia tidak
akan mengubah nasib kita, jika kita tidak berusaha untuk mengubah nasib kita
sendiri. Jadi sudah jelas, bahwa dalam hidup ini, bagaimana usahamu, menentukan
bagaimana juga hasil yang akan kamu dapat.
Mungkin kamu akan
berkata bahwa rejeki sudah dicukupi Tuhan. Berkata juga bahwa semuanya sudah
diatur oleh Tuhan. Memang. Perkara ini tidak untuk disangkal atau didebatkan.
Tapi kalian harus tahu, poinnya satu. Bagaimana pun, kemalasan, berpangku
tangan, mengandalkan orang lain, dan semua sikap buruk lainnya tidak bisa
dibenarkan hanya karena kalian berdalih itu sudah takdir Tuhan.
Berusahalah dulu,
ikhtiarlah dulu, upayakan dulu, baru pasrahkan semuanya. Pasrahkan takdirmu pada
Tuhan, itulah langkah yang benar. Bukan pasrah sebelum kamu melakukan apa-apa,
karena itu namanya bukan pasrah, tapi MENYERAH.
Hidup ini punya
banyak sekali pilihan untuk kita pilih dan kita jalani. Pilihan yang kita pilih
itu yang akan menentukan bagaimana kehidupan kita akan berjalan. Semua ada
konsekuensinya. Semuanya ada rentetannya. Bukan pilihan yang akan selesai
ketika sudah kita pilih.
Lalu bagaimana jika
pilihan yang kita pilih itu salah? Jawabannya adalah buat pilihan itu menjadi
benar. Terima konsekuennya lalu perbaiki. Tapi jangan menyesal. Belajarlah dari
keadaan. Karena menyesal hanya bagi mereka yang tidak mau belajar dari keadaan.
Beranilah untuk
mengakui kesalahanmu lalu memperbaikinya. Bukan sekadar menyesalinya. Kamu
harus tahu bahwa penyesalan itu merupakan wujud emosi TERBURUK yang dimiliki
oleh seseorang. Dan ia hanya akan membawa pada kehancuran.
Kesalahan untuk
diperbaiki. Jika kamu berkata sudah tidak bisa diperbaiki lagi, maka carilah
jalan lain untuk menciptakan sesuatu yang lebik baik, sehingga kamu bisa
menghapus kesalahan itu dan menggantinya dengan sesuatu yang lain. Yang jauh
lebih benar. Orang yang berjiwa berani akan melakukan ini, bukan sekadar diam
dan terhenti dengan penyesalannya.
Sekali lagi, hidup dan kehidupan adalah pilihan yang kita pilih. Tanggung jawabmu untuk membuatnya menjadi indah, karena kamu sendirilah yang paling akan bisa menikmati keindahannya. Dan pada akhirnya bisa memberikan keindahan itu juga kepada orang-orang di dekatmu, yang kamu sayangi.